Jakarta, CNBC Indonesia – PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin membagikan dividen sebesar Rp 481,6 miliar atau sebesar Rp 20 per saham dari laba bersih tahun 2021. Hal itu telah direstui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan yang digelar hari ini, Rabu (22/6/2022).
Untuk diketahui, PNBN sudah absen lama dalam hal pembagian dividen ke pemegang sahamnya. Berdasarkan catatan dividen historis, PNBN terakhir membagikan dividen pada Juli 2005. Artinya, sudah 17 tahun PNBN absen membagikan dividen dan akhirnya kini membagikan dividen lagi.
Selain soal dividen, RUPS juga menerima pengangkatan Theodorus Wiryawan dan Benny Luhur sebagai Komisaris Perseroan.
Presiden Direktur PaninBank Herwidayatmo mengatakan, sepanjang 2021 perseroan berhasil membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) konsolidasi sebesar Rp 1,82 triliun. Sedangkan laba operasional sebelum pencadangan dan pajak mencapai Rp 7,67 triliun atau tumbuh 15% dibanding tahun 2020.
“PaninBank terus meningkatkan pencadangan untuk mengantisipasi penurunan kualitas portfolio kredit bank dan kredit anak perusahaan, dengan membukukan biaya cadangan sebesar Rp 5,25 triliun,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada CNBC Indonesia, Rabu (22/6).
Secara keseluruhan, kredit yang diberikan turun 3,9% menjadi Rp 124,84 triliun. Namun, kredit di segmen institusional banking, yang terdiri dari pembiayaan kepada lembaga keuangan dan BUMN naik sebesar 18,4% dan mencapai Rp 24,9 triliun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 21 triliun. “Pertumbuhan kredit di segmen korporasi dan komersial sedikit terhambat di tengah perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 dan penerapan prinsip kehati-hatian untuk menjaga kualitas portofolio kredit,” ungkapnya.
Posisi likuiditas bank terjaga dengan baik yang tercermin pada peningkatan giro dan tabungan sebesar 7,2% yang kini tercatat sebesar Rp 60,5 triliun, sehingga rasio CASA meningkat menjadi 45,12% dari 39,4%, dan posisi LDR 88,05% dan NSFR mencapai 144%.
Sementara, dari sisi permodalan terus ditingkatkan dan telah mencapai Rp 45,4 triliun dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) juga terjaga dengan kuat sebesar 29,86%, meningkat dibanding pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 29,58%.
PaninBank berhasil menjaga pengelolaan kualitas aset yang sehat melalui penerapan prosedur penilaian risiko yang sangat hati-hati dan teliti serta mendorong pemulihan kredit yang direstrukturisasi menjadi normal kembali.
Dengan upaya tersebut Non-Performing Loan (NPL) dapat dipertahankan di level yang aman. Rasio NPL gross sedikit meningkat ke level 3,54%, sedangkan NPL net berhasil dijaga pada level 0,95%.
“PaninBank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, mengelola kredit-kredit yang direstrukturisasi agar kembali normal dan lancar, dan pertumbuhan kredit lancar,” pungkasnya.